Gempa Bumi menghancurkan Turki selatan dan tengah yang berbatasan langsung dengan suriah,Gempa ini terjadi pada tanggal 6 Februari 2023 gempa terjadi di 34km barat kota Gaziantep pada pukul 04.17 waktu setempat yang mengakibatkan kerusakan luas di Turki dan Suriah.Tercatat kekuatan gempa tersebut sebesar 7,8 Magnitudo Seismik tercatat sebagai gempa terkuat sejak gempa yang melanda Erzincan 1939, dan gempa terkuat kedua di negara tersebut.
Gempa susulan mengguncang selama 11 menit lamanya dengan berkekuatan 6,7 Magnitudo Seismik pada pukul 13:24 waktu setempat. Akibat dari kejadian iniĀ 62,013 orang tewas dari 121,000 orang luka-luka gempa bumi ini menjadi salah satu yang mematikan di abad ke-21.
Minimnya Pemulihan Usai Setahun pasca Gempa Bumi Turki
Gempa bumi yang menghantam bagian tengah Turki dan menewaskan lebih dari 50 ribu orang,
lebih dari 125 rubu orang mengalami luka-luka akibat reruntuhan bangunan yang terjadi.
Setahun berselang kejadian gempa bumi yang menghantam Turki dan Suriah kehidupan
di daerah tersebut belum juga pulih, Kota-kota yang terkena terkena gempa bumi seperti kota kosong.
Mereka yang beruntung dapat menetap atau tinggal di wilayah lain bagian Turki,
Sementara Korban lainnya masih terpaksa hidup di kotak-kotak kontainer di sebagian pemukiman darurat.
Para korban Gempa mengaku bahwa kehidupan di tempat pengungsian sangat tidak layak dan kurang aman, minimnya akses Listrik dan air bersih. Pengungsi juga mengaku sudah tidak menerima bantuan makanan dari pemerintah. Hal ini menyebabkan tingkat kriminalitas di tempat pengungsian menjadi tinggi.
Pemerintah Turki masih mengupayakan pembangunan Unit apartemen sebanyak 45.000 gedung, sebanyak 2.665 akan segera selesai. Menurut informasi resmi sejauh ini baru 25 unit gedung apartemen yang sudah layak huni. Namun sebagian Penduduk enggan meninggalkan kota dan rumah mereka karena Unit apartemen yang di sediakan jauh dari tempat tinggal awal mereka.
Baca juga : Penyebab Penyakit Asma & Cara Penangannya
Mereka menuntut pemerintah untuk membangun kembali rumah mereka, bukan membangun apartemen yang jauh dari tempat tinggal awal mereka. Pembangunan unit apartemen juga tidak sebanding dengan jumlah pengungsi yang ada, bahkan di kira masih belum layak huni seperti tempat tinggal awal mereka.