Gempa Bumi Terbesar dalam sejarah Nepal terjadi pada tanggal 25 April 2015 memakan
korban jiwa sedikitnya lebih dari 8.900 orang dan 22.000 orang lainnya luka-luka,yang
dikenal sebagai Gempa Bumi di Gorkha berkekuatan 7,8 skala Richter dan berpusat di wilayah
Gorkha, sekitar 77 kilometer di sebelah barat laut Kathmandu, ibu kota Nepal.
Gempa bumi susulan besar berkekuatan 6.7 skala richter terjadi pada 26 April 2015 di lokasi
sama pada pukul 12:55 NST (07:09 UTC), berlokasi di 17 km (11 mi) selatan Kodari, Nepal.
Gempa bumi susulan ini menimbulkan longsoran salju baru di gunung Everest dan di rasakan
banyak tempat di bagian Utara India. Insiden yang terjadi juga membuat gunung Avalanche longsor, termasuk juga gunung Everest yang menewaskan sekitar 19 pendaki saat itu.
Gempa bumi 12 Mei 2015
Gempa bumi berikutnya terjadi pada 12 Mei 2015 pukul 12.51NST berkekuatan 7.3 skala richter berlokasi 18km Tenggara kodari, Gempa terjadi di patahan yang sama seperti gempa utama 25 april silam. Selama beberapa minggu setelah gempa utama, terjadi ratusan gempa susulan, beberapa di antaranya cukup kuat untuk dirasakan dengan signifikan, meskipun sebagian besar lebih kecil dari gempa pada 12 Mei. Gempa-gempa susulan ini mengganggu upaya pemulihan dan rekonstruksi, serta memperpanjang masa ketidakstabilan di wilayah yang terdampak
Dalam hal ini, juga memakan korban jiwa setidaknya 153 orang tewas di Nepal setelah gempa bumi susulan dan 3,500 orang luka,62 orang tewas di india dan 1 orang tewas di Tiongkok. Puluhan ribu bangunan mengalami kerusakan dibeberapa titik di nepal seluruh desa rata dengan tanah terutama dekat epicentrum gempa. Bandar Udara Internasional Tribhuvan, di tutup pascagempa bumi.
Selanjutnya, pada hari sabtu di Nepal di hari utama beribadah untuk umat kristen di laporkan 500 orang tewas akibat reruntuhan bangunan karena gempa susulan yang terjadi.
Penyelamatan dan Bantuan
sekitar 90 Persen Tentara Angkatan darat Nepal ke di kirim ke daerah-daerah yang di landa paska gempa. Gempa ini memicu respons kemanusiaan internasional yang luas, dengan negara-negara dan organisasi internasional mengirimkan bantuan berupa tim penyelamat, persediaan makanan, air, obat-obatan, dan dana untuk rekonstruksi.
Hujan dan Gempa Bumi susulan menjadi faktor penghambat penyelamatan, dalam hal ini juga membuat tim evakuasi menjadi kesulitan dalam penyelamatan. Tim penyelamat mendeteksi korban yang masih hidup dan terperangkap dalam reruntuhan menggunakan alat detak jantung canggih dan menyelamatkan para korban.Tim penyelamat dari berbagai negara menggunakan perangkat FINDER untuk mendeteksi korban di reruntuhan bangunan.
Baca juga : Awal karir Justin Bieber Menjadi Penyanyi Populer di Seluruh Dunia
Gempa yang terjadi ini meningkatkan trauma dan ketakutan di kalangan penduduk yang sudah mengalami tekanan akibat gempa besar pertama. Dalam hal ini, juga banyak orang yang kehilangan tempat tinggal tinggal di tenda-tenda darurat, dan gempa susulan ini memperpanjang masa darurat kemanusiaan.