Erupsi Gunung Sinabung Menciptakan Desa Mati

ERUPSI GUNUNG SINABUNG

Erupsi Gunung Sinabung pernah tejeda selama 400 tahun dan kembali aktif dari pensiunnya di bulan Agustus 2010,dan terus aktif sejak bulan September 2013 sampai sekarang. Gunung Sinabung adalah gunung berapi di dataran tinggi yang masih aktif  terletak di Sumatera Utara, Indonesia.

Desa mati di kaki gunung sinabung di kenal sebagai desa Barastepu, yang merupakan salah satu korban tragis meletusnya gunung sinabung. Terletak di Tanah Karo, di kaki Gunung Sinabung, di mana pemandangan indah desa itu langsung ke kaki gunung sinabung. Desa di kaki gunung telah menjadi desa mati, dengan hanya reruntuhan yang tersisa sebagai saksi bisu dari meletusnya Gunung Sinabung. Wisatawan yang datang ke Berastagi sering kali menyempatkan waktu untuk melihat pemandangan tragis Desa Berastepu sebagai pengingat akan kekuatan alam yang luar bias waktu itu.

Desa mati kab.karo
Desa mati kab.karo

Erupsi Gunung Sinabung Terjadi Beberapa Tahap Sebagai Berikut :

Tahun 2010
Gunung berapi sinabung pertama kali meletus lagi pada 3 september 2010, tercatat dua letusan lagi. Letusan pertama terjadi pada pukul 4:45 pagi waktu setempat, Letusan ini adalah yang paling intense dengan abu abu yang di muntahkan ke atmosfer setinggi sekitar 3,0 kilometer(1,9mil).
Suaranya terdengar dari jarak 8 km.Letusan kedua terjadi pada pukul 6 sore, di sertai dengan
gempa bumi yang dapat di saksikan hingga jarak 25,0 kilometer di sekitaran gunung merapai.

Tahun 2013 – 2014
Pada hari minggu 15 september 2013, gunung berapi kembali meletus sekitar jam 3 pagi waktu setempat. Lebih dari 3.700 orang di evakuasi dan 1.500 mengungsi dari daerah radius 3km dari gunung berapi berada. Pada 5 november 2013 kembali meletus lagi untuk beberapa bulan terakhir, dan memaksa lebih dari 5.000 warga dievakuasi dari kabupaten karo. Sinabung adalah salah satu dari 34 gunung berapi aktif di Sumatera, yang membentang di Cincin Api Pasifik.
Di bulan 11 November 2013, aliran piroklastik, longsoran abu, fragmen lava, dan udara yang bergerak cepat, terlihat melesat menuruni puncak. Pada tanggal 28 Desember 2013 kubah lava telah terbentuk di puncaknya.

pada 4 Januari 2014, gunung berapi ini meletus lagi. Gunung ini telah meletus berulang kali dari tanggal 4-5 januari. Memuntahkan abu setinggi  4.000 meter yang merusak properti dan tanaman serta meracuni hewan dalam radius yang luas.
Pada tanggal 1 februari 2014 terjadi letusan yang melontarkan awan abu panas setinggi 2 kilometer ke udara  dan menelan desa-desa di sekitar kawasan gunung. setidaknya 16 orang meninggal akibat letusan tersebut. Letusan terjadi lagi di bulan Oktober 2014, letusan tersebut menghasilkan kolom abu setinggi 2km di piroklasik sejauh 4,5km ke arah selatan.

2015-2016

Gunung Sinabung mengalami peningkatan aktivitas vulkanik yang konsisten. Pada Juni 2015, terjadi letusan yang menewaskan tujuh orang di desa Gamber. Aktivitas berlanjut dengan letusan abu dan material piroklastik yang terus-menerus, menyebabkan gangguan lebih lanjut pada kehidupan masyarakat setempat.

2017-2018
Letusan besar lainnya terjadi, dengan kolom abu yang mencapai ketinggian lebih dari 5.000 meter. Aktivitas vulkanik ini berlanjut sepanjang tahun 2017 dan 2018, dengan erupsi yang terjadi hampir setiap hari. Meskipun tidak ada korban jiwa, letusan ini menyebabkan kerusakan besar pada lahan pertanian dan infrastruktur.

2019-2021
Gunung Sinabung terus menunjukkan aktivitas vulkanik, meskipun dengan intensitas yang berkurang dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Letusan terakhir yang signifikan terjadi pada Agustus 2020, di mana abu vulkanik menyebar hingga ke kota-kota yang berjarak lebih dari 20 km dari gunung. Aktivitas vulkanik melandai pada tahun 2021, tetapi status Gunung Sinabung tetap pada level siaga karena potensi erupsi yang masih ada.

Periode aktivitas vulkanik yang panjang ini telah mengubah kehidupan warga di sekitar Gunung Sinabung. Ribuan orang terpaksa meninggalkan rumah mereka secara permanen, dan banyak lahan pertanian yang rusak, berdampak pada perekonomian lokal. Meskipun demikian, upaya mitigasi dan pemantauan terus dilakukan untuk mengurangi risiko dari aktivitas gunung berapi ini

BACA JUGA: Awal karir Justin Bieber Menjadi Penyanyi Populer di Seluruh Dunia